sudah lama sekali waktu telephone salah sambung itu ku angkat, suara telphone yang membangunkanku dari tidur lelapku.
Suara asing yang ku dengar sangat yakin bahwa dia mengenalku. Apin, Arifin tepatnya dia menyebut dirinya itu. Orang yang berkata bahwa aku adalah adiknya, menyadari bahwa dia telah salah menelephone orang. Dan dari situ pulalah ceritaku yang singkat dan sangat membekas didiriku itu berasal.
Awal ketika dia salah sambung menelphoneku, bagiku dia pria pengganggu tidur malamku yang sangat amat menyebalkan. Karena tidur malam adalah salah satu ritual dalam hidupku, yang tak boleh seorangpun ada yang mengganggu.
Dari awal kekesalanku pada orang itu, aku mengaku sebagai siswa kelaz dua dari salah satu sekolah tekhnik menengah di daerah jakarta. padahal waktu iatu umurku masih 14 tahun, karena ku fikir itu hanyalah sebuah telephone salah sambung yang biasa ku terima. aku pun tidak bermaksud sama sekali untuk mengenalnya lebih jauh. Entah mengapa rasa kesalku disihirnya menjadi suatu rasa yang slalu dapat membuatku tersenyum dan berdebar ketika melihatnya. Apin slalu mengucapkan salam selamat pagi,siang, sore, dan malam. Setiap waktu handphne ku slalu berdering menerima pesan dari orang itu. Memberikan perhatian yang tak pernah kuharapkan dari seorang salah sambung yang berada di Solo ( dia berkata disitu tempat tinggalnya )
Semakin hari kurasakan kedekatan ku dengannya melebihi seorang teman, pikiranku bukan tidak didasarkan dengan apa-apa. Dengan kesibukannya sebagai seorang mahasiswa sastra Inggris di salah satu perguruan tinggi di semarang, dia selalu menyempatkan diri untuk menelphone dan mengirimkan pesan tiap waktu pada ku. Aku pun mulai merasa bahwa aku telah mengenalnya, Apin seseorang yang tingginya tidak lebih dari 165 cm, pria yang penuh keceriaan, namun sangat sulit menyatakan rasa sayangnya pada seseorang dan satu lagi hal lucu yang ku temui pada dirinya, dia sangat takut gelap.
Apin dapat membuatku menyukai berbagi hal. Apin yang membuatku menyukai “Bondan Prakoso” dan Apin pula yang membuatku menyukai makhluk lucu yang bernama sapi. Apin pernah memberi tahukanku sebuah lagu dari Bondan Prakoso yang sangat teringat untukku (KAU PUISI – Bondan Prakoso).Sampai sekarang pun aku masih tergila – gila dengan keduanya. Karena kedua-duanya dapat mengingatkanku pada seorang Arifin.
Setiap malam tak hentinya Apin menelphone ku, tugasku hanya mendengarkannya bercerita atau dia hanya menelphone untuk mendengar kabar dari ku. Sampai pernah pada suatu malam, aku menemaninya menelphone dari malam sampai pagi saat ia dan kawan-kawannya bertamasya malam ke pantai Parang Tritis yang terletak di Jogya. Dia membawaku seakan aku berada di sampingnya dan menemaninya sepanjang waktu, padahal dia hanya mendengar suaraku. Dan saat itulah saat pertama dan terakhir kalinya aku mendengar seorang Apin mengucapkan kata sayang kepada ku. Hal yang sangat mengejutkan bagiku, karena yang ku tahu Apin bukanlah seseorang yang mudah mengucapkan kata sayang padaku, apa lagi pada orang yang baru saja dia kenal. Itulah salah satu kenangan yang tak pernah dapat terlupakan oleh ku.
Namun semua kenangan indah itu tak berlangsung lama, karena salah satu insident kecil yang memisahkanku dengan dia. Masalah beda memihak club sepak bola aku bermusuhan dengannya. Apin bilang sifatku kadang kekanak-kanakkan. Dan dari hari insident itu hubunganku dengannya merenggang. Dia mulai menjauh dari ku. Entah karena kesibukannya atau apapun itu, aku tak pernah mendapatkan perhatian Apin lagi.
Aku sangat takut kehilangan orang yang setiap harinya memberikan perhatian pada ku, dari insiden soal club sepak bola itu aku terus berfikir bahwa tak akan selamanya aku dapat membohongi Apin. Ada saatnya aku harus jujur akan keadaan diriku yang sebenarnya, bahwa aku hanyalah seorang anak berumur 14 tahun dan aku sangat menyayanginya.
Sampai akhirnya pada suatu hari aku berucap jujur tentang diriku yang sebenarnya pada nya. jantungku berdugup kencang saat mengatakan kejujuran itu. Tapi apa yang ku denger, Aku tidak menyagka bahwa respon Apin seperti itu. Dia hanya berkata "okey aku akan menunggumu sampai saatnya kau cukup usia nanti", sambil tertawa dia berkata seperti itu padaku. Kata-kata singkat yang sangat berpengaruh besar kepadaku. Aku sangat berharap bahwa suatu saat nanti dia benar-benar akan menenemaniku SELAMANYA.
Namun sepertinya harapanku hanyalah sebuah mimpi belaka, Apin semakin mengurangi jadwal perhatiannnya padaku . tak pernah aku mendengar suara Apin sesering dulu. Jujur "AKU SANGAT MERINDUKANNYA".
Kabar terakhir yang ku dengar darinya, dia sedang menyelesaikan PKL di semester akhirnya di Bali. Saat itu aku mulai menyerah karena Apin tak seindah dan selucu yang dulu dan dengan asalnya aku mengatakan padanya, "segeralah bertunangan dengan orang yang kau sayangi". Lalu yang membuat hatiku seperti di tusuk oleh ribuan pisau, Apin Mengatakan "okey, aku akan bertunangan jika itu ucapan dari bibirmu". JAHAT.....hanya itu yang dapat ku katakan dalam hatiku. Aku slalu berdoa agar itu tak menjadi nyata. Namun sepertinya tak mungkin.
Sampai saat ini aku masih berharap akan ada seorang yang mengingatkanku akan aktifitasku atau hanya sekedar mengucapkan salam, namun tak pernah lagi ada Apin yang seperti itu. Perlahan tapi pasti Apin mulai menghilang dari kehidupanku tapi tidak dalam pikiran bahkan Apin tak mungkin hilang dalam HATI ku. Menurutku telephone malam itu adalah telephone ajaib karena telah mengenalkanku pada seorang ajaib seperti APIN.
0 komentar:
Posting Komentar
ssilahkan berikan cuap-cuap pendapat tentang blog ini di sini!!!!!!!!!!!!!